"Seandainya di depan mataku ini ada tembok berwarna putih, lalu Muhammad mengatakan bahwa tembok itu berwarna hitam, maka aku akan bohongkan mataku, dan akan kukatakan bahwa tembok itu berwarna hitam!". (perkataan Abu Bakar radhiallahu anhu, dinukil dari ceramah sejarah Nabi, oleh Khalid Basalamah)

04 Januari 2009

Satu sampah untuk satu orang

Minggu sore itu ketika melewati alun-alun di sebuah kota kecil, tampak sebuah "pemandangan" yang membuat setiap orang yang melihatnya tentu akan mengernyitkan dahinya...


Begitu banyak sampah bertebaran di tengah-tengah alun-alun kota. Padahal masih sangat segar di ingatan kita dengan sebuah iklan layanan masyarakat yang senantiasa mendengung-dengungkan ajakan untuk menjaga kebersihan, dengan programnya "Tiap orang memungut satu sampah yang ditemuinya lalu membuangnya di tempat sampah"...

Usut punya usut ternyata Minggu pagi harinya tadi telah diadakan sebuah acara promo yang melibatkan masyarakat luas diantaranya jalan sehat dan sepeda santai yang dilanjutkan dengan berjoget bersama dalam sebuah panggung hiburan. Bisa ditebak, siapa saja yang telah mengotori lapangan kota itu... Ya, hampir seluruh yang hadir saat itu entah dalam keadaan sadar atau tidak telah membuang sampah tidak pada tempatnya.

Alangkah indah dan bersihnya tanah kita ini bila setiap warganya dengan ikhlas dan sadar diri memungut satu sampah yang ditemuinya kemudian membuangnya pada tempat yang semestinya, namun sungguh sebuah kenyataan yang memprihatinkan ternyata program "Memungut satu sampah untuk satu orang" telah dengan mudahnya dibalik menjadi "Satu orang membuang satu sampah sembarangan". Bahkan bisa jadi lebih dari itu, satu orang telah membuang 2 atau 3 sampah secara sembarangan.

Mungkin sebagian besar masyarakat kita terlalu meremehkan fenomena ini, mungkin pula banyak yang berpendapat "Itu kan tugasnya Dinas Kebersihan atau Dinas Tata Kota!" Mungkin anda yang berpendapat seperti itu tidak sadar, Bagaimana bila seandainya "tebaran sampah" itu terjadi di hari libur, dan kebetulan hari libur itu berlangsung selama hampir satu minggu, seperti yang telah terjadi pada liburan Tahun Baru. Apakah anda akan menunggu karyawan Dinas kebersihan masuk kerja biar mereka nanti yang membersihkan sampah itu?! Dan tahukah anda bagaimana sebenarnya keadaan para pekerja kebersihan tersebut, apakah kesejahteraan mereka cukup?! padahal bisa jadi mereka hanyalah pegawai tidak tetap ataupun wiyata bhakti dengan bayaran yang tidak seberapa. Bukankah bila anda membuang sampah di jalanan berarti anda akan menambah beban kerja mereka?!

Ada juga beberapa orang yang mengendarai kendaraan roda empat, yang dengan ringannya membuang bungkusan sampah plastik hitam keluar jendela di tengah jalan, mereka tidak berpikir bahwa sampah itu akan mengotori dan mengganggu jalan umum, bahkan mereka juga tidak peduli bagaimana bila seandainya sampah yang mereka buang itu mengenai orang lain sewaktu dilemparkan.

Dimulai dari hal yang kecil, ternyata kepedulian kita sudah mencapai batas yang sangat kritis. Bahkan hanya untuk mendidik kita tentang arti pentingnya kebersihan, Perda ataupun peraturan-peraturan lainnya harus dibuat, Denda dan sanksi harus dimunculkan. Bukankah seharusnya menjaga kebersihan dan keindahan itu sudah menjadi gaya hidup, sebagaimana yang selama ini dilakukan oleh orang-orang di luar tanah Indonesia.

Mungkin kata-kata sahabat saya ini bisa berguna, "Bila anda tak mampu memungut satu sampah yang anda temui di jalan lalu memasukkannya ke tempat sampah, setidaknya tolong jangan buang sampah anda sembarangan", bila anda makan permen di jalan, tolong kantongi bungkusnya lalu buang di tong sampah bila anda menemuinya. Tolong jangan "rugikan" orang lain dengan sampah anda...

Tidak ada komentar:

Lazada Indonesia